Pasar Puan Maimun Karimun
Pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau |
Annisakih.com Puan Maimun ialah nama yang disematkan bagi pasar induk Kabupaten Karimun. Nama yang indah ini, diambil dari nama tokoh yang dianggap sebagai asal mula nama pulau Karimun. Bedasarkan hikayatnya, alkisah ada sepasang suami istri yang mendiami pulau yang sekarang di kenal dengan nama Karimun ini. Sang suami bernama "Karim" sedangkan sang istri bernama "Maimun".Gabungan nama keduanyalah yang membentuk kata "Karimun".
Dahulunya, sewaktu masih berupa kecamatan, pasar induk Karimun berada di Puakang, daerah yang termasuk pusat kota Tanjung Balai Karimun. Pasar Puakang yang dibangun sejak tahun '70an lama kelamaan tidak bisa lagi menampung kebutuhan masyarakat Karimun. Untuk diperluas pun tidak memungkinkan, karena memang lahan yang tersedia sangat sempit. Dikira-kira saja, saat itu keseluruhan pasar hanyalah seluas lapangan bola ukuran standar. Sempit, bukan?
Nah, atas prakarsa Bupati Karimun saat itu, yang sekarang menjadi Gubernur Kepulauan Riau, yakni bapak H. Dr. Nurdin Basirun, S.Sos, M.Si, dibangunlah pasar baru yang berlokasi di daerah Kolong, menuju ke Meral. Lengkapnya di jalan Ahmad Yani, Kelurahan Sungai Lakam, Kecamatan Karimun, Tanjung Balai Karimun.
Lokasi ini dipilih karena terletak diantara dua ibukota kecamatan yang memiliki penduduk paling padat di pulau Karimun, yaitu Tanjung Balai Karimun dan Meral. Diharapkan akan memudahkan konsumen datang dan berbelanja. Untuk menambah luas lahan kosong yang tersedia, maka dilakukan reklamasi. Sehingga bagian belakang pasar ini langsung berbatasan dengan laut.
Bangunan Blok A |
Setelah melewati proses pembangunan yang cukup lama dan sempat mengalami penolakan dari para penjual di pasar Puakang untuk direlokasi, pasar Maimun diresmikan pembukaannya pada tanggal 12 Oktober 2012. Namun saat itu yang beroperasi baru blok A saja. Bangunan Blok A terdiri atas dua lantai yang diperuntukkan bagi kios pakaian, alas kaki, toko emas, serta peralatan rumah tangga lainnya.
Bangunan Blok B |
Blok B yang terdiri dari tiga lantai baru di resmikan hampir dua tahun berkutnya yaitu pada tanggal 22 Agustus 2014. Terbagi atas penjual ikan, daging, ayam, kelapa dan buah-buahan di lantai dasar; penjual sembako, bumbu dan sayur mayur di lantai dua; serta foodcourt, mushalla serta kantor pengelola di lantai teratas.
Kedua blok dihubungkan dengan jembatan penghubung. Total ada 500 lapak dan kios yang hingga saat ini baru terisi 75%. Kekosongan sangat terasa di Blok A, dimana di lantai 2 banyak kios yang tutup.
Produk yang dijual terutama hasil bumi, sebagian besar masih didatangkan dari luar pulau Karimun bahkan propinsi Kepulauan Riau, misalnya cabe merah dari propinsi Sumatera Barat. Sisanya, mulai ada yang di datangkan dari pulau Kundur atau produk lokal petani Karimun, misalnya buah semangka dan sayuran segar.
Lantai dasar Blok B bagian pedagang ikan |
Lantai 2 blok B bagian penjual sayur mayur |
Ada kejadian menarik disaat saya membawa Ziqri ke pasar Maimun kali terakhir (awal April). Seorang tukang sayur langganan saya dengan bersemangat menyapa kami dan bercerita bahwa beberapa bulan sebelum kedatangan saya itu, pasar Maimun dikejutkan dengan blusukan dari ketua DPR RI Setya Novanto beserta rombongan. Si ibu paruh baya mengatakan dalam kesempatan itu beliau dan para pedagang lain sangat berharap bahwa aspirasi mereka didengarkan. Permintaan mereka adalah agar Pemerintah Daerah Karimun mau menertibkan para pedagang liar yang masih banyak berjualan di luar kawasan pasar. Menurut keterangan si ibu, saat ini pendapatan mereka menurun karena banyak yang memilih berbelanja di pedagang liar yang membentuk semacam pasar kaget di daerah belakang BABINSA Karimun. Lokasi ini memang lebih dekat ke kota Tanjung Balai Karimun dibandingkan pasar Puan Maimun sendiri.
Saya hanya bisa manggut-manggut saja, karena agak kontras dengan cerita dari orang tua saya yang mengatakan bahwa saat berbelanja pernah beberapa kali berjumpa rombongan turis asing. Ditilik dari logat yang digunakan saat berbincang, turis tersebut berasal dari negara tetangga. Secara kasat mata, mereka memborong berbagai macam barang dengan kuantitas yang lumayan. Mungkin bila dihitung secara ekonomis lebih hemat dibandingkan berbelanja di negara asal mereka.
Rute terdekat ke Pasar Puan Maimun dari Pelabuhan Karimun |
Pasar ini mudah diakses, misalnya dari arah pelabuhan Karimun, hanya sepuluh menit berkendara. Bila ingin menumpang ojek yang banyak mangkal disekitar pelabuhan, ongkosnya hanya Rp 15.000,-. Atau kita bisa menaiki angkutan kota jurusan Meral (warna biru) atau jurusan P.N (warna cokelat). Tarifnya Rp 5.000,- per orang. Tinggal sebut saja bahwa kita hendak ke pasar. Ohya, kios di Blok B rata-rata hanya buka hingga tengah hari, sedangkan untuk kios di Blok A terutama pakaian buka hingga pukul 16.00 WIB.
Posting Komentar