With Or Without You
Judul : With Or Without You
Penulis ; Prisca Primasari
Penerbit : Gagas Media
Tahun terbit : 2016
Tebal : 223 halaman
ISBN : 978-979-780-861-7
Sinopsis :
Apa jadinya jika Gris, pria pengkhayal dan pelupa itu, hidup tanpa Tulip yang penyabar dan teratur?
Dahulu, hal itu tak pernah terlintas di benaknya. Mereka saling menyayangi dan seakan telah ditakdirkan untuk saling melengkapi.
Namun, hidup selalu menyembunyikan sesuatu, menjelang hari bahagia mereka, ketakutan diam-diam menyusup di sudut hati Gris. Kecerobohannya mungkin akan membuat Tulip pregi dari hidupnya.
Gris tak pernah membayangkan itu terjadi, karena selama ini keinginannya tak banyak : hanya ingin membahagiakan Tulip dan tetap bersamanya. Namun. hidup selalu punya teka-teki.
Apa jadinya cinta tanpa kebersamaan? Bagaimana jika itu yang terbaik yang ditawarkan hidup kepadamu?
Keresahan mengelayuti hati Gris
Adakah kesempatan untuk mengubah akhir cerita seperti yang seharusnya?
Review :
Ini karya Prisca pertama yang saya baca. Sebenarnya saya sudah cukup sering membaca namanya dalam ulasan beberapa novelnya. Bahkan, tahun 2016 lalu, ada seorang blogger buku yang mengadakan tantangan membaca Prisca, menadakan bahwa Ia merupakan penulis yang produktif dan karyanya banyak disukai pembaca,
Novel ini lagi-lagi saya pinjam dari adik saya. Sepertinya Ia membeli novel ini karena tertarik dengan tema yang diangkat. Serangkaian permasalahan yang melanda kedua tokoh utamanya yang telah berencana naik kepelaminan. Agak mirip dengan kisah hidupnya sendiri kemarin. Alhamdulillah sekarang telah berlalu meski dengan ending yang agak berbeda.
Novel ini lagi-lagi saya pinjam dari adik saya. Sepertinya Ia membeli novel ini karena tertarik dengan tema yang diangkat. Serangkaian permasalahan yang melanda kedua tokoh utamanya yang telah berencana naik kepelaminan. Agak mirip dengan kisah hidupnya sendiri kemarin. Alhamdulillah sekarang telah berlalu meski dengan ending yang agak berbeda.
Kembali ke buku, menurut saya covernya manis dengan serangkaian bunga Tulip, Ilustrasi yang sesuai nama tokoh utama wanitanya, bewarna merah muda, warna favorit saya. Semakin mempertegas kesan romantis.
Dari awal membaca, entah mengapa, saya sudah yakin, bahwa Grisha atau biasa dipanggil Gris, sang tokoh utama pria, akan memiliki porsi bercerita yang sama besarnya dengan Tulip. Dan saya sangat menyukainya. Bukan karena Ia digambarkan sebagai pemuda tampan kaya raya sebagaimana banyak digambarkan dalam berbagai cerita lainnya. Justru karena Ia sederhana dan memiliki sifat yang ceroboh, another bad trait of mine- and also he's a cat lovers. Ohya, Ia adalah seorang penulis yang cenderung beraliran alias genre dark dan sering meninggalkan karyanya setelah separuh jalan -ini semakin saya banget! Hoahahaha
Berkisah tentang Gris dan Tulip, sepasang kekasih yang akan segera melangsungkan pernikahan. Persiapan yang dilakukan sudah mencapai 70% tak kala Gris menghadapi kenyataan pahit. Ia dipecat dari pekerjaannya sebagai seorang supervisor di perusahaan yang bergerak dibidang stationery. Sementara Tulip telah lebih dahulu mengundurkan diri dari perkerjaannya di sebuah tour dan travel disebabkan masalah kesehatannya.
Di tengah ujian ini sebenarnya mereka saling menguatkan dan tetap saling mencintai satu sama lain. Namun peran serta orang-orang disekitar, kadangkala juga dapat mempengaruhi dinamika suatu hubungan. Itulah yang terjadi pada mereka. Diawali dari pertemuan Tulip dengan Flynn yang misterius di sebuah kafe panekuk, terjalin misteri yang membawa mereka menjumpai beberapa tokoh lainnya yaitu Kir, Willhelm Beauvoir dan saudaranya, Jan Beauvoir.
Meski menurut saya, saya terlalu memasang ekpektasi tinggi saat hendak membaca novel ini. Secara objektif, konflik yang ditawarkan sederhana, tetapi Prisca mampu membawa kita terhanyut dalam kisahnya. Alurnya maju mundur memperkaya jalannya cerita. Dengan latar belakang kota fiktif yang dibalut dengan banyak referensi karya fantasi, misalnya Tim Burton melalui film Sleepy Hollow dan Edward Scissorhands; Edgar Allan Poe melalui bukunya Great Tales And Poems, beberapa kosa kata berbahasa Perancis dan pengetahuan akan gradasi warna, Mauve : ungu pucat bersemu pink. Saya rasa ini adalah buku yang lumayan manis bagi para penggermar romance dan fantasi pada umumnya.
Beberapa kalimat yang quotable dalam buku ini antara lain :
Dari awal membaca, entah mengapa, saya sudah yakin, bahwa Grisha atau biasa dipanggil Gris, sang tokoh utama pria, akan memiliki porsi bercerita yang sama besarnya dengan Tulip. Dan saya sangat menyukainya. Bukan karena Ia digambarkan sebagai pemuda tampan kaya raya sebagaimana banyak digambarkan dalam berbagai cerita lainnya. Justru karena Ia sederhana dan memiliki sifat yang ceroboh, another bad trait of mine- and also he's a cat lovers. Ohya, Ia adalah seorang penulis yang cenderung beraliran alias genre dark dan sering meninggalkan karyanya setelah separuh jalan -ini semakin saya banget! Hoahahaha
Berkisah tentang Gris dan Tulip, sepasang kekasih yang akan segera melangsungkan pernikahan. Persiapan yang dilakukan sudah mencapai 70% tak kala Gris menghadapi kenyataan pahit. Ia dipecat dari pekerjaannya sebagai seorang supervisor di perusahaan yang bergerak dibidang stationery. Sementara Tulip telah lebih dahulu mengundurkan diri dari perkerjaannya di sebuah tour dan travel disebabkan masalah kesehatannya.
Di tengah ujian ini sebenarnya mereka saling menguatkan dan tetap saling mencintai satu sama lain. Namun peran serta orang-orang disekitar, kadangkala juga dapat mempengaruhi dinamika suatu hubungan. Itulah yang terjadi pada mereka. Diawali dari pertemuan Tulip dengan Flynn yang misterius di sebuah kafe panekuk, terjalin misteri yang membawa mereka menjumpai beberapa tokoh lainnya yaitu Kir, Willhelm Beauvoir dan saudaranya, Jan Beauvoir.
Meski menurut saya, saya terlalu memasang ekpektasi tinggi saat hendak membaca novel ini. Secara objektif, konflik yang ditawarkan sederhana, tetapi Prisca mampu membawa kita terhanyut dalam kisahnya. Alurnya maju mundur memperkaya jalannya cerita. Dengan latar belakang kota fiktif yang dibalut dengan banyak referensi karya fantasi, misalnya Tim Burton melalui film Sleepy Hollow dan Edward Scissorhands; Edgar Allan Poe melalui bukunya Great Tales And Poems, beberapa kosa kata berbahasa Perancis dan pengetahuan akan gradasi warna, Mauve : ungu pucat bersemu pink. Saya rasa ini adalah buku yang lumayan manis bagi para penggermar romance dan fantasi pada umumnya.
Beberapa kalimat yang quotable dalam buku ini antara lain :
- Ever since I've met her, only good thing happens
- mencintai selamanya, mengenang selamanya
Overall, saya beri buku ini 2,5 bintang di akun goodreads saya, dan saya ikutkan dalam IRRC 2017.
Posting Komentar