Happy 26th Bday, Ani!
Satu diantara ratusan foto masa kecil, kami diserahi kamera untuk saling belajar memotret Hasilnya? lumayan... |
Ibu saya berhenti bekerja sebagai bidan semenjak beliau hendak melahirkan Ani. Waktu tersebut dimanfaatkan Ibu untuk mengajari saya membaca dan menulis. Inilah salah satu sebabnya saya bisa membaca di usia 3,5 tahun. Seminggu sebelum Ani lahir, ayah saya dipindahtugaskan ke Pekanbaru. Kami bertiga ditambah Oma dari pihak Ibu tetap tinggal di Jakarta hingga Ani berusia 10 bulan. Kehidupan baru di kota baru membawa cerita tersendiri. Kami yang memang tidak memiliki saudara di Pekanbaru menjadi akrab dengan beberapa tetangga. Saya dan Ani memiliki beberapa teman di sekitar rumah. Masa-masa tinggal di rumah kontrakan pertama di daerah belakang hotel Indrapura ini sangat berkesan. Kami sering berlarian dan berkejaran di halaman depan rumah yang di tanami rumput Jepang, memetik kelapa dan jambu mete di halaman serta bermain di halaman samping yang terbilang luas karena berbatasan dengan pabrik sendok.
Sayangnya pabrik sendok ini menimbulkan polusi udara dan membawa dampak bagi kesehatan Ani yang waktu itu belum genap dua tahun. Ani jadi sering batuk dan tidak nafsu makan, jadi berat badannya sulit naik meski tetap aktif dan bandel sepetri saya Hoahahahaa. Sifat susah makan ini terbawa hingga agak besar, Ayah dan Ibu sangat kesulitan membujuk Ani makan. (Sesuatu yang saya rasakan sekali dengan Ziqri saat ini). Berbagai upaya telah dilakukan mulai dari memberi obat penambah nafsu makan hingga menuruti membelikan segala jenis makanan favorit Ani. Kami menjadi salah satu pelanggan tetap dua restoran ayam goreng cepat saji yang memang saat itu baru buka cabang di Pekanbaru. Setiap malam masih ditambah pergi ke bakery kenamaan untuk membeli roti dan donat atau toko buah. Bisa dikatakan saat itu Ani menunya persis bule, hanya terdiri dari roti, buah-buahan terutama apel dan susu.
Kami akhirnya pindah rumah ke wilayah yang lebih dekat dengan kantor ayah, mengikuti saran dokter anak agar suasana lebih segar. Ani pun memasuki sebuah taman kanak-kanak (TK) yang dekat dari rumah. Yang saya ingat dalam satu caturwulan, Ani bisa tidak masuk bila di total selama sebulan! Alasannya macam-macam, karena sakit atau izin hoahahahaaa.. Padahal Ani anak yang aktif, sejak Taman kanak-kanak selalu terpilih mengikuti berbagai kegiatan. Mulai dari menari, menggambar, gerak jalan maupun dari segi akademis. Ani selalu menduduki peringkat 2 besar di sekolah dasar (SD) kami yang nota bene adalah sekolah teladan alias terbaik diseluruh propinsi Riau. She's smarter than me. Saat pengumuman kelulusan sekolah dasar pun nilai Ani adalah nomor 4 terbaik. Sebagai perbandingan saya nilai kelulusan (Nilai Ebtanas Murni /NEM) saya hanya menempati posisi 10 besar sekolah.
Di daerah rumah yang baru, saya tidak punya teman sebaya. Tetapi Ani punya banyak teman satu taman kanak-kanak, dan sepertinya kesemua anak lelaki kecil itu,, naksir dia! Hoahahahahaaa.. Sayangnya karena ani terdeteksi asma, kami tidak boleh banyak bermain di luar rumah lagi, agar Ani tidak kecapean. Di dalam rumah, kami memang disediakan mainan yang kami inginkan tetapi tingkah kami sama saja, kami tetap ribut dan jejingkrakkan tidak karuan. Iya, kami selalu bertengkar tentang segala hal. Mulai dari berebut channel televisi, menentukan warna tupperware dan sebagainya, kadang sampai bergelut juga, Hoahahahaaa..
Namun kadangkala kami bisa kompak juga, terutama bila menyangkut agar tidak di marahi Ayah dan Ibu. Rahasia kami diantaranya ialah nyebur ke dalam bak kamar mandi yang memang segede bathub di kala Ayah dan ibu pergi berdua. lalu cepat-cepat dikuras dan diisi kembali sebelum Ayah dan Ibu pulang ke rumah. Kekompakan lainnya jelas soal hobby membaca, kami punya koleksi buku dan komik yang hingga kini jika dihitung jumlahnya ribuan. Juga kecintaan kami pada binatang. Bedanya saya rasa binatang jauh lebih cinta sama Ani dibanding saya. Buktinya Ani sering banget dikejar-kejar angsa dan anjing tetangga, plus jari-jarinya pernah digigit kelinci saat menyuapkan makanannya, Hoahahahaa... Saya yakin kalau tidak menjadi dokter sungguhan, Ani lebih cocok jadi dokter hewan,
Menjelang remaja, Ani yang aslinya memang lebih feminim duluan mengenal yang namanya lipbalm. Saya ingat betul pertama kali belajar memasang bulu mata palsu, maskara dan eyeliner pun dari Ani yang memang sering menggunakannya saat menari. Kami tinggal terpisah sejak Ani memasuki sekolah menengah pertama (SMP), karena dibawa pindah oleh Ayah dan Ibu lagi Ke Tanjung Bala Karimun, sementara saya tetap di Pekanbaru untuk menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA). Selanjutnya saya kuliah ke Semarang dan Ani melanjutkan kuliah kedokteran, sebagaimana uang dicita-citakannya sejak kecil ke Bandar Lampung hingga saat ini. I always believe she will be a good doctor one day. So caring and commpasionate in her job. And also will become a great mother, because she is a great cicik for Ziqri
Di hari ultahnya ini, saya mau mengucapkan Happy B'day adik tersayang. Semoga Allah selalu melimpahi sisa usia dengan keberkahan dan segala apa yang dicita-citakan bisa tercapai. We Love U cicik Ani!!
2 komentar