Pebisnis Pemula, Digital Marketing itu Penting!
Awal Mula Jadi Pengusaha
Nekat bahkan 'gila', mungkin terlintas di benak kebanyakan orang yang kami ceritakan rencana kami untuk pulang kampung di tengah merebaknya pandemi global COVID-19. Bayangan suami dan istri sama-sama melepaskan pekerjaan tetap di salah satu daerah dengan upah minimun regional (UMR) tertinggi di Indonesia, memang agak menakutkan bagi sebagian orang. Apa sih yang dicari? 'Kan karir dan hidup sudah stabil? Nanti di kampung mau kerja apa? Begitu cecar mereka.
Namun sesungguhnya ada alasan penting bagi kami berdua, yaitu mengurus para uwak saya yang sudah sepuh dan sering sakit-sakitan sementara mereka hanya memiliki saya sebagai generasi penerus.
Masalah penghasilan, untuk sementara, kami yakin dengan Ridho Allah SWT, kami bisa bertahan dengan mengandalkan hobby. Selama ini, suami saya selain pegawai bank adalah seorang peternak burung dan ikan hias bertangan dingin, sedangkan saya cukup yakin dengan kemampuan saya sebagai freelancer di bidang kepenulisan.
Sayangnya, ada kejadian dan hal-hal mendesak lain yang harus membuat kami mencari sumber income tambahan. Pilihannya jatuh di bidang kuliner, dengan pertimbangan sudah ada modal resep turun temurun, skill lumayan dan peralatan dapur yang mumpuni karena uwak sejak dulu juga menerima pesanan cake ulang tahun hingga tumpeng.
Bersama adik, kami membuka gerai di depan rumah yang menjual aneka sarapan pagi, snack kekinian, hingga kue kering. Kami sepakat menamainya Payo Payu. Nama ini sengaja kami pilih karena ear-catchy dan mempunyai filosofi dari makna kata Payo (bahasa Palembang untuk ayo) dan Payu (bahasa Jawa untuk laku) = Do'a agar jualan kita selalu laku.
Manfaat Promosi Via Media Sosial
Setelah usaha dibuka, di beberapa minggu awal, tanggapan pembeli tidak seramai yang kami harapkan. Oleh karena itu saya, --yang lebih banyak berperan di bagian pemasaran dibanding produksi-- mulai berpikir untuk memasarkan produk kami melalui media sosial instagram dan facebook page. Berkat dua saluran tersebut ditambah dengan aplikasi chat, perlahan kami merasakan manfaat yang signifikan, diantaranya :
Saya mulai mendesain logo Payo Payu dan mengunggahnya ke media facebook page dan instagram @Payo_Payu. Selain itu saya pun mencetaknya menjadi banner yang dipasang di booth jualan. Alhamdulillah hal ini menarik minat pembeli, dari awalnya sekedar bertanya lalu akhirnya membeli produk kita.
Selama ini mungkin banyak yang belum menyadari keberadaan lapak kami. Terlebih kota yang saya tinggali saat ini adalah kota kabupaten dengan jumlah penduduk tidak begitu ramai. Tetapi setiap harinya ada banyak orang yang datang dari daerah lain untuk melewati kota ini untuk menuju ke ibukota provinsi atau daerah lain. Melalui media sosial branding nama Payo Payu mulai menggeliat. Kami mulai memiliki beberapa customer yang berlangganan membeli secara daring termasuk dari lokasi yang di luar kota.
Biaya promosi melalui sosial media ini lebih murah dan sedikit effort dibandingkan cara konvensional semisal mencetak selebaran. Berkat promosi yang berlangsung nyata sesuai waktu ini pun, ada masanya kami tidak perlu membuka gerai, karena sudah disibukkan dengan pesanan daring dari para pembeli. Tentunya bila diakumulasi akan menurunkan biaya operasional.
Saat ini hampir semua orang memiliki ponsel pintar dan kecendrungan untuk membeli barang secara digital. Pelaku usaha pun berlomba-lomba menawarkan produk dan jasanya melalui media ini dengan berbagai macam promosi. Arus komunikasi dua arah pun lebih lancar, kami bisa mendapatkan masukkan yang berarti dari para pembeli baik dari yang memberikan testimoni maupun kritikan membangun.
Tujuan akhir tentu saja mengkonversi eksposure menjadi pemesanan oleh konsumen. Setelah menerima pesanan online dan menyediakan layanan pesan antar dengan minimal pembelian Rp 50.000,-, omzet kami meningkat tajam, sungguh sesuatu yang sangat menggembirakan.
Digital Marketing Itu Penting
Berdasarkan pengalaman, ternyata pemasaran melalui media sosial saja belum cukup. Kami sedang menguji coba produk yang dibekukan (frozen food) dan bila suatu saat bisnis ini berkembang, tentunya harus diiringi dengan perluasan pangsa pasar. Cita-cita tersebut, harus didukung dengan strategi pemasaran yang baik termasuk memasarkan secara daring, misalnya dengan membuat website khusus Payo Payu atau mendaftarkan diri di suatu e-commerce.
Barulah saya tersadar, sosial media marketing yang saya terapkan bagi bisnis Payo Payu hanyalah sebagian dari digital marketing itu sendiri. Ruang lingkup apa yang didefinisikan sebagai perilaku digital marketing itu masih banyak lagi jenisnya, sebagaimana diilustrasikan dalam infografis berikut :
Dumet School Tempat Kursus Digital Marketing
No.1 di Indonesia
Berhubung pengetahuan saya di bidang ini masih sangat minim, sering ada kegalauan, apa sebaiknya yang saya lakukan terlebih dahulu. Apakah tetap melanjutkan promosi melalui sosial media? Perlukah saya menggunakan --katakanlah-- Facebook ads? Mengendorse selebgram? Tapi, bagaimana ya teknisnya? Saya takut hanya 'bakar uang' saja seandainya strategi saya kurang tepat.
Untuk itu saya merasa membutuhkan mentoring dari ahlinya. Ingatan saya segera menuju tempat kursus digital markerting, DUMET school.
Ada banyak jenis kursus yang bisa dipilih. Mulai dari kelas dewasa hingga anak-anak. Khusus untuk belajar ilmu digital marketing ada tiga pilihan kelas: Premium, Profesional dan Ultimate yang fasilitasnya sangat sepadan dengan apa yang dibayarkan.
DUMET school berpengalaman mengajari lebih dari 8.000 siswa, -- bahkan ada yang datang jauh-jauh dari Jepang-- dengan berbagai latar belakang, mulai dari pelajar, mahasiswa, dosen, staff profesional dan pemilik bisnis. Saya pun semakin yakin dengan kredibilitas DUMET school karena memberikan jaminan :
Bebas memilih hari dan jam kursus dari rumah saja |
1 tutor hanya untuk 1 siswa, lebih fokus dan berkualitas dalam proses pembelajaran. |
Akses selamanya ke materi up to date, mengikuti webminar mingguan dan ILab |
Lulusan akan mendapatkan dukungan selamanya dan bebas berkonsultasi dengan para ahli |
Disclaimer : Artikel ini diikutsertakan dalam #LombaBlogDumet Periode November 2020
Sumber : Tangkapan layar www.dumetschool.com dan IG @Payo_Payu
Infografis : Canva Editor
18 komentar
Di Era serba digital ini memang cenderung lebih mudah dalam memasarkan produk. Cuma rintangannya lebih sulit karena harus saingan dengan penjual yg sudah lebih Pro...
Semangat...
Sama2 berjuang kita dlm mengais rezeki
Thanks mbak ulas menarik tentang bisnisnya.😊😊
Jualan kuliner memang sekarang lagi ngetrend soalnya banyak orang yang suka jalan-jalan dan makan kuliner lokal.
Cocok juga dipasarkan lewat medsos seperti Facebook dan Instagram. Jika memang ingin menjangkau lebih luas biasanya pasang iklan tapi harus mengeluarkan biaya ya.
Semoga menang lomba ya mbak.😀
Kuncinya, ilmu digital marketing kita yang perlu di perbanyak. Dan Saya tahu Dumet School adalah tempat yang tepat untuk berburu ilmu tersebut.
Sukses selalu mbak Nissa.
apalagi lihat contoh foto sample yang di ig nastarnya, kelihatan ngeprul dan kayaknya isian jam nya banyak..
memang benar, di era seperti sekarang jika ingin usaha yang kita kelola menjangkah banyak lapisan, harus getol menangkap peluang ya...salah satunya dengan metoda pemasaran online liwat jalur digital...sebab di sana ada potensial kastemer, terutama yang sudah jadi circle sendiri biasanya kalau sudah cocok dengan apa yang kita tawarkan maka ujungnya adalah loyal
sukses untuk usaha mba dan pak suami :D
Belajar tentang digital marketing di Dumet school juga bisa jadi pilihan untuk dapat ilmu. Sukses selalu usahanya mba!
Apalagi kalo ikut pembelajaran cara marketing kayak gitu, bisa lebih maksimal lagi.