ASUS VivoBook 14 (A416) : Siapa Saja Bisa Produktif di Mana Saja dan Kapan Saja
Hai Assalamu’alaikum,
Perjalanan hidup seseorang tidak ada yang bisa menebak. Kadang apa yang kita pelajari dengan seksama di bangku sekolah bahkan dilanjutkan ke masa kuliah, belum tentu menjadi sumber mata pencaharian. Selalu ada faktor X, campur tangan yang maha kuasa.
Begitu pula adanya yang terjadi pada saya. Lulus kuliah lalu magang demi mengejar profesi impian, siapa sangka saya justru bertemu jodoh. Klise memang, namun takdir membawa saya menetap bersama suami di sebuah pulau kecil di perbatasan Indonesia dan Singapura, Belakang Padang namanya.
Baca juga : 11+ Kegiatan Menarik Di Belakang Padang
Di sini tanpa di duga-duga, saya diamanahi tanggung jawab menjadi seorang guru di suatu Madrasah Aliyah. Selain mengajar, saya pun dipercaya memegang sejumlah pekerjaan administrasi sekolah, mulai dari menjadi operator aplikasi yang berkaitan dengan madrasah hingga proktor ujian nasional. Suatu hal yang menantang seluruh kemampuan saya, sekaligus menjadi kebanggaan karena mampu menjalaninya dengan cukup baik meski belajar secara otodidak tanpa bekal dasar ilmu kependidikan.
Kemudian, masih segar dalam ingatan saya, di kala pandemi merebak bulan Maret tahun 2020, saat itu siswa kelas 12 sedang menjalani ujian akhir madrasah. Keputusan pemerintah membuat ujian nasional ditiadakan, sedangkan kelas 10 dan 11 melanjutkan pembelajaran secara jarak jauh. Sehingga, di satu titik kehidupan saya di awal pandemi, saya menjalankan berbagai kegiatan sehubungan dengan posisi sebagai seorang ibu dan guru yang bekerja dari rumah.
Ini kisah dan kendala yang kerap saya alami selaku :
Ibu tanpa asisten rumah tangga yang harus menemani anak usia taman kanak-kanak mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Ziqri putra saya, seperti anak usia taman kanak-kanak lainnya sedang aktif-aktifnya bermain. Agak sulit untuk membiasakannya duduk di hadapan laptop untuk menyimak ajakan gurunya bernyanyi dan belajar hal-hal sederhana lainnya secara daring. Kadang kala sinyal terputus atau gambar yang goyang akibat kurang handalnya kamera gawai membuat putra saya semakin merasa kurang nyaman.
Guru dan wali kelas di sebuah Madrasah Aliyah yang harus memberikan materi PJJ
Menjadi seorang guru, memang cukup menantang. Semakin ektstra karena keterbatasan yang dimiliki siswa maupun para guru di pulau yang saya tempati. Misalnya sinyal yang kurang stabil dan gawai yang kurang menunjang. Bayangkan saja dalam sehari, selaku wali kelas saya harus menerima banyak data dari siswa. Mulai dari presensi kehadiran, tugas mata pelajaran yang saya ampu hingga laporan ibadah berupa foto bahkan video. Menghabiskan banyak memori di telepon pintar. Solusinya saya dan guru mata pelajaran lain harus sering memindahkan data ke laptop masing-masing.
Memberikan materi pembelajaran jarak jauh bagi siswa di usia remaja pun tantangannya lebih berat. Mereka kritis dan memiliki akses informasi yang besar dengan gawai yang terkoneksi internet. Untuk itu para guru tidak boleh ketinggalan, harus mampu menghadirkan materi dengan format yang segar dan bisa menarik minat siswa. Minimal saya dan rekan guru memberikan materi dalam bentuk power point, rekaman video memanfaatkan aplikasi chat dan google class room.
Baca juga : Akselerasi Kompetensi Guru
Operator Sekolah
Ketika pandemi dan ada subsidi dana dari pemerintah, saya selaku operator EMIS Madrasah harus mengisi aplikasi tersebut yang dikhususkan untuk menerima bantuan. Mungkin karena waktunya yang memang singkat – agar bantuan lebih cepat cair--, membuat para operator madrasah dari seluruh Indonesia berlomba-lomba mengisi dalam waktu bersamaan. Proses masuk dan menyimpan datanya menjadi lebih sulit dari biasanya. Saya pun mengincar waktu dini hari agar koneksi lebih lancar.
Apabila ada kendala dan tidak bisa diselesaikan secara daring, maka saya harus berkonsultasi langsung ke operator tingkat Kota Batam. Sering kali saya terpaksa membawa dua laptop secara bersamaan menyebrang pulau. Iya, dua! Satu laptop pribadi sebagai penyimpan data siswa yang berukuran layar 14 inci dan satu lagi laptop inventaris sekolah berukuran 15 inci. Bisa dibayangkan betapa beratnya tas ransel yang saya sandang. Untung sudah melawati fase jadi ibu-ibu, jadi sudah biasa ngegendong balita. Hoahahaha.
Menerima Jasa Foto dan Desain Sederhana
Blogger dan Konten Kreator
Produktif Di mana Saja dan Kapan Saja
Menjalani semuanya, awalnya, saya malah overwhelmed alias kebingungan mau mengerjakan yang mana dulu. Saya sadar, saya memiliki kelemahan sering menunda pekerjaan, saya pun sering kurang fokus dan pada akhirnya membuat seluruh pekerjaan menjadi terbengkalai.
Pandemi ini justru menjadi salah satu tamparan bagi saya, bahwa tidak semuanya akan selalu sebagaimana adanya saya selama ini di zona nyaman. Keterbatasan ruang gerak, seharusnya membuat saya dan kita semua harus semakin inovatif agar dapat terus produktif setiap harinya.
Akhirnya saya mulai menyusun strategi demi effortless productivity :
1. Tentukan Skala Prioritas
2. Mengurangi Kebiasaan Menunda Pekerjaan dan Berusaha Memanfaatkan Waktu Luang Seefisien Mungkin
3. Kurangai Distraksi
4. Kondisikan Keadaaan Nyaman
5. Gunakan Gawai Penunjang Yang Ideal
ASUS VivoBook 14 (A416) Easy Portability, Effortless Productivity
- Windows 10 Home/Intel® Core ™ i3-1005G1/NVIDIA® GeForce® MX330/4GB/1TB HDD/FHD Rp 7,699,000
- Windows 10 Home/Intel® Core ™ i3-1005G1/NVIDIA® GeForce® MX330/4GB/256G PCIe+HOUSING/FHD : Rp 7,799,000
- Windows 10 Home/Intel® Core ™ i5-1035G1/NVIDIA® GeForce® MX330/4GB/1TB HDD/FHD : Rp 8,599,000
- Windows 10 Home/Intel® Core ™ i5-1035G1/NVIDIA® GeForce® MX330/4GB/512GB PCIe/V-IPS FHD : Rp 10,399,000
- Windows 10 Home/Intel® Core ™ i5-1035G1/NVIDIA® GeForce® MX330/8GB/1TB HDD+256GB PCIe/FHD : Rp 10,799,000
ASUS VivoBook 14 (A416)
Fitur | Spesifikasi |
---|---|
CPU | Intel® Core™ i5-1035G1 Processor 1.0 GHz (6M Cache, up to 3.6 GHz)
Intel® Core™ i3-1005G1 Processor 1.2 GHz (4M Cache, up to 3.4 GHz) Intel® Celeron N4020 Processor 1.1GHz (4M Cache, up to 2.8GHz) |
Sistem Operasi | Windows 10 |
Penyimpanan / Memori | 1TB 5400 rpm SATA HDD
256GB PCIe® Gen3 x2 SSD 512GB PCIe® Gen3 x2 SSD 1TB HDD + 256GB SSD |
Tampilan Layar | 14.0" (16:9) LED backlit FHD (1920x1080) IPS Anti-Glare
14.0" (16:9) LED backlit FHD (1920x1080) Anti-Glare 14.0" (16:9) LED backlit HD (1366x768) Anti-Glare |
Graphics | NVIDIA GeForce MX350 (optional)
Intel UHD Graphics |
Input / Output | 1x HDMI 1.4, 1x 3.5mm Combo Audio Jack, 1x USB 3.2 Gen 1 Type-A, 1x USB 3.2 Gen 1 Type-C, 2x USB 2.0 Type-A, Micro SD card reader |
Kamera | VGA Web camera |
Konektivitas | Wi-Fi 5 (802.11ac), Bluetooth 4.1 |
Audio | SonicMaster, Audio by ICEpower®, Built-in speaker, Built-in microphone |
Baterai | 37WHrs, 2S1P, 2-cell Li-ion |
Dimensi | 32.54 x 21.60 x 1.99 ~ 1.99 cm |
Berat | 1,6 Kg |
Warna | Transparent Silver, Slate Grey |
Harga | Rp4.799.000 (Celeron N4020 / Intel UHD Graphics / 4GB / 1TB HDD)
Rp4.899.000 (Celeron N4020 / Intel UHD Graphics / 256GB PCIe SSD) Rp6.699.000 (Core i3 / Intel UHD Graphics / 4GB / 1TB HDD) Rp7.099.000 (Core i3 / Intel UHD Graphics / 4GB / 512GB PCIe SSD) Rp7.499.000 (Core i3 / GeForce MX330 / 4GB / 256GB PCIe SSD) Rp10.099.000 (Core i5 / GeForce MX330 / 4GB / 512GB PCIe SSD) Rp10.799.000 (Core i5 / GeForce MX330 / 4GB / 1TB HDD + 256GB PCIe SSD) |
Garansi | 2 tahun garansi global |
Aplikasi terinstall | Microsoft office, My ASUS |
9 komentar
Iya saya mengedit video pembelajaran memanfaatkan windosw photo yang ada di labtop Asus, barangkali di labtop merek yang lain pun ada, kebetulan saya menggunakan labtop asus jadi saya menyebutkan merek tersebut.
Lantas saya berpikir hanya saya yang mengalami kesulitan ini, ternyata saya tidak sendiri, tetap semangat sohabat guru dan oprerator handal yang penuh dedikasi.
Dapodik pasti aman ya hehehe, semangat ya
Ternyata banyak teman senasib ya.. bangga lho saya mas bisa melompat jauh langsung Jd youtuber berkat ASUS, Hehehe
Kebetulan saya selama ini cuma browsing pakai smartphone saja tapi setelah membaca ulasan Ibu diatas saya jadi tertarik sama Ibu, eh maksud saya tertarik kepengen punya VivoBook Asus itu. Doain Bu semoga saya bisa beli suatu saat 🤭🤭
Soalnya selama ini aku masih minjem [atau tepatnya rebutan] punya ponakanku, hahahaha.
Semoga memang lombanya, kak.