Atasi Anemia Lintas Generasi Melalui Nutrisi
Semarang, belasan tahun yang lalu...
“Maaf, Mbak, Anda tidak boleh ikut mendonorkan darah, kadar HB anda terbilang rendah.” Ujar petugas yang menyerahkan hasil tes darah saya.
“Baiklah, Mbak, terimakasih.”
---------
Dengan penuh kekecewaan, saya meninggalkan stand sementara PMI yang meramaikan kegiatan tahunan yudisium kampus. Untuk kesekian kalinya pula saya gagal menyumbangkan darah saya dalam kegiatan donor darah.
Memang, secara fisik, saya terlihat sehat dengan tinggi dan berat badan ideal. Pun saya terlahir dari ibu seorang bidan yang selalu mengajak kami sekeluarga menerapkan pola hidup sehat dan makan yang bergizi seimbang. Qadarullah, saya kerap terditeksi memiliki kadar Hemoglobin (HB) yang rendah. Kekhawatiran saya dulu semakin bertambah kala menikah dan merencanakan kehamilan. Akankah anemia mengganggu kehamilan saya kelak?
A. Anemia Merupakan Tantangan Lintas Generasi di Indonesia
Ternyata, saya tidak sendiri. Anemia adalah salah satu dari tiga masalah kesehatan yang harus diprioritaskan di Indonesia selain kekurangan gizi serta mengalami defisiansi mikronutrien (kurang vitamin A dan yodium). Tantangan mendasar menangani anemia ialah akses informasi dan tingkat pengetahuan serta tingkat perekonomian yang berbeda-beda pada lapisan masyarakat.
Misalnya, ada ketakutan orang awam untuk mengecek anemia karena biasanya berhubungan dengan pengambilan darah. Di era pandemi ini diperparah pula dengan penurunan daya beli masyarakat, yang membuat banyak diantara kita hanya mampu membeli bahan makanan ala kadarnya sesuai kondisi keuangan tanpa melihat nilai gizinya.
1. Pengertian Anemia
Menurut Dr. dr. Diana Sunardi, MGizi, SpGK , dokter spesialis gizi klinik dari ikatan ahli gizi Indonesia, dalam Talkshow “Peran Nutrisi Dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi”, yang umum terjadi di Indonesia adalah Anemia Defisiansi Besi (ADB).
Anemia adalah :
Suatu kondisi rendahnya kadar Hemoglobin (HB) dibandingkan kadar normal, yang menunjukkan kurangnya jumlah sel darah merah yang bersikulasi di tubuh seseorang
Dimana HB sendiri berfungsi untuk mengikat oksigen dari paru-paru dan menyuplainya ke jaringan dan organ tubuh lainnya. Zat Besi jyga berperan dalam perkembangan otak dan fisik bayi hingga anak yang masih berada dalam masa pertumbuhan.
Berdasarkan tabel infografis diatas, saya termasuk anemia ringan, karena hasil HB saya berada di kisaran 11 mg /dl, yang mana masih di bawah normal wanita >15 tahun non-hamil yaitu 12 mg /dl
2. Gejala dan Dampak Anemia
Secara umum gejala anemia yang sering terjadi pada saya ialah bagian bawah kelopak mata saya berwarna pucat. Saya sering merasa pusing saat tiba-tiba bangun. Keluhan lain yang mungkin dirasakan penderita anemia adalah :
Selain dampak jangka pendek diatas, jika tidak ditangani dikhawatirkan ada dampak jangka panjang. Daya tahan dan kebugaran tubuh menurun sehingga bisa menyebabkan tubuh rentan terkena infeksi berulang serta penurunan prestasi dan kinerja. Pada anak-anak juga menyebabkan gagal tumbuh sehingga anak menjadi stunting (pendek) .
3. Penyebab Anemia
1. Asupan Makanan
Berkurangnya asupan gizi penting untuk pembuatan Hemoglobin akibat pola makan sebagai berikut :
b. Asupan Vitamin C yang rendah karena kurangnya konsumsi buah dan sayur.
c. Konsumsi sumber Fitat yang berlebihan sehingga dapat menghambat penyerapan Zat Besi
d. Konsumsi sumber Tannin berlebihan, misalnya minum teh atau kopi dalam jumlah banyak per hari.
e. Menjalankan diet tidak seimbang. Bila asupan energi dan protein rendah maka akan mengakibatkan tubuh mengalami defisit energi protein dan mikronutrien
2. Sakit (infeksi ataupun kronis) yang mengakibatkan pengeluaran darah
Contoh pemicu adalah anak yang cacingan bisa terjadi kehilangan darah secara kronis yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kurang gizi.
3. Penyebab lainnya yang menyebabkan seseorang terkena anemia.
B. Cerdas Putuskan Mata Rantai Anemia
Anemia dapat terjadi pada semua orang dalam tingkatan sosio-ekonomi, lintas generasi dan lintas wilayah, baik laki-laki maupun perempuan. Namun dari tahun ke tahun jumlah penderita anemia meningkat terutama yang paling rentan adalah remaja putri, ibu hamil dan menyusui serta bayi-anak. Hal ini patut menjadi kewaspadaan kita bersama. Berkaitan erat pula dengan bonus demografi penduduk usia muda dan cita-cita menciptakan generasi emas pada perayaan 100 tahun Indonesia di tahun 2045 kelak.
Untuk itu kita harus berusaha menangani permasalahan anemia secara komprehensif dalam setiap kelompok usia tersebut.
a. Anemia Pada Remaja Putri
Remaja putri memiliki tingkat kerentanan yang lebih dibandingkan remaja putra karena kodratnya yang setiap bulan mengalami menstruasi. Sedangkan di masa yang akan datang, setiap remaja putri idealnya akan mengalami proses mengandung dan menjadi seorang ibu serta memberikan ASI.
Hendaknya setiap remaja putri mulai memiliki kesadaran untuk selalu menjaga pemenuhan kebutuhan gizinya. Terutama kadar zat besi dalam darah untuk mencegah anemia. Namun kenyataannya masih cukup memprihatinkan, terlebih masih sering kita dapati remaja putri saat ini yang mudah terpengaruh media sosial untuk mengikuti gaya hidup yang kurang sehat. Misal ikut-ikutan tren diet tanpa pernah konsultasi ke ahli atau sebaliknya lebih banyak mengkonsumsi makanan cepat saji yang minim nutrisi.
Untuk mengatasi hal ini, salah satu upaya pemerintah melalui sinergi Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Kesehatan, Kementrian Pendidikan dan Kementrian Agama menyalurkan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) ke sekolah-sekolah melalui puskesmas di daerahnya. TTD ini dikonsumsi satu kali seminggu setelah makan dengan diawasi langsung oleh tim UKS atau guru pembimbing. Supaya lebih menyenangkan diluncurkan pula Aplikasi Ceria (cegah anemia remaja Indonesia). Aplikasi ini bisa diunduh di ponsel android dan berfungsi memberikan notifikasi jadwal minum TTD.
Selain itu banyak pula kegiatan edukasi yang dilakukan baik kepada para remaja sekaligus orangtuanya. Tujuannya ialah agar orang tua memiliki kesadaran memenuhi kebutuhan nutrisi khususnya zat besi anaknya. Di saat pandemi dan tidak bisa rutin mengambil TTD ke sekolah orang tua bisa membelikan remaja putrinya TTD yang dijual bebas.
b. Anemia Pada Ibu Hamil dan Menyusui
Prevelensi anemia pada ibu hamil di Indonesia hampir mencapai 40%, sebuah tanda masalah yang kritis atau keparahan tingkat tinggi. Penyebabnya bisa jadi akibat sejak remaja sudah mengalami anemia.
Padahal seorang ibu yang sedang hamil memiliki kebutuhan ibu yang berbeda dengan sebelum hamil. Selama kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan energi yang diperuntukkan :
-Pertumbuhan janin
-Pertumbuhan plasenta ibu
-Simpanan energi untuk pembentukan ASI
Seorang ibu yang menderita anemia akan merugikan dirinya sendiri, mulai dari pre-eklampsia (komplikasi kehamilan berpotensi berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi) , pendarahan pasca melahirkan hingga berkemungkinan melahirkan bayi prematur atau bayi dengan berat badar rendah (BBLR) Iya, ibarat suatu lingkaran yang tak berkesudahan, siklus anemia akan membawa dampak buruk berulang lintas generasi.
Solusinya agar ibu hamil mau memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat misalnya Posyandu dan Puskesmas. Selain untuk diketahui pertumbuhan janin, ibu akan mendapat panduan pola makan sehat selama hamil dan tablet tambah darah (TTD) serta vitamin lain seperti Asam Folat. Pemberian TTD diharapkan diminum minimal 90 hari selama kehamilan. Agar memudahkan ibu, TTD sudah dibuat dengan tablet salut gula dan sebagai pencegah mual akibat morring sickness sebaiknya diminum pada saat malam hari
c. Anemia Pada Bayi dan Anak
Ada juga hasil penelitian yang mengatakan satu dari tiga anak Indonesia tidak dapat menyerap Zat Besi dengan baik. Hal ini menyebabkan anemia defisiansi besi dengan akibat :
-Gangguan pada sistem motorik dam sensorik
-Kurangnya prestasi akademik
-Mudah terserang penyakit
Anak yang stunting jelas memiliki pilihan pendidikan atau pekerjaan masa depan yang terbatas. Sebagaimana yang kita ketahui, banyak diantaranya yang masih mensyaratkan tinggi badan tertentu agar lolos seleksi, sungguh sangat disayangkan bukan?
Salah satu upaya pencegahan ialah dengan menerapkan pola asuh yang memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi anak. Saya juga mengenalkan lagu isi piringku pada Ziqri. Alhamdulillah, anak saya jadi lebih mudah memahami pentingnya makan bervariasi dan bergizi.
C. Upaya Penanganan Anemia
Anemia dapat disembuhkan, namun alangkah baiknya mata rantai kita putuskan sebelum terlambat dan membawa akibat negatif sebagaimana yang telah saya jelaskan.
1. Menerapkan pola hidup sehat. Tidur dalam jumlah yang cukup, misalnya 8 jam untuk usia dewasa dan usahakan berolahraga minimal 30 menit per hari.
2. Makan dengan pola makan yang beraneka ragam sehingga zat gizi bisa terpenuhi setiap kali makan. Saat ini dikenal dengan nama Piramida Gizi Seimbang. Khusus menangani anemia, kita harus mengkonsumsi asupan berikut :
a. Makanan Sumber Zat Besi
- sumber hewani (heme) lebih mudah diabsorbsi dibandingkan sumber Zat Besi non-heme, contohnya :
- Telur ayam
- Daging : semua daging, termasuk daging unggas mengandung zat besi. Tiga diantaranya ialah daging sapi (2,06 mg / 100 gr), daging domba (1,57 mg / 100 gr), dan daging ayam (1,03 mg / 100 gr).
- Hati : ternyata, hati hewan adalah sumber zat besi yang cukup baik.yang terbaik ialah hati ayam (8,99 mg / 100 gr) diikuti dengan hati domba (7,37 mg / 100 gr) dan hati sapi (4,9 mg / 100 gr) Beberapa daging organ lain yang tinggi kandungan zat besinya adalah jantung atau lidah sapi.
- Seafood : beberapa makanan laut seperti ikan salmon (0,38 mg / 100 gr), kerang, tiram, dan udang menyediakan Zat Besi heme
- Sumber Zat Besi non-heme
- Kacang-Kacangan : beberapa opsi kacang yang kaya Zat Besi adalah kacang merah, buncis, kedelai, kacang polong, dan kacang merah. Bila sudah diolah menjadi tempe (2,7 mg / 100 gr), atau tahu (1,98 mg / 100 gr), kandungan Zat Besinya tetap cukup baik.
- Sayuran Hijau : pilih sayuran hijau yang memiliki warna gelap karena merupakan sumber Zat Besi non-heme terbaik. Contohnya Kecipir (13,44 mg / 100 gr), daun singkong (4,09 mg / 100 gr), bayam (2,71 mg / 100 gr), buncis ( 1,8 mg / 100 gr) dan lain sebagainya.
b. Menambah konsumsi makanan yang dapat meningkatkan penyerapan Zat Besi seperti makanan kaya Vitamin C (Asam Askorbat dan Asam Sitrat) serta komponen makanan penunjang lain seperti Asam Folat.
Contoh bahan makanan sumber Vitamin C ialah paprika merah (190 mg / 100 gr), brokoli (118 mg / 100 gr), jambu biji (108 mg / 100 gr), kiwi ((100 mg / 100 gr) serta yang mudah ditemukan sehari-hari dalam mangga, tomat, jeruk dan cabai.
c. Mengurangi mengkonsumsi makanan yang menghambat penyerapan besi non heme seperti kaya akan Fitat, Tannin, Polifenol, Kalsium atau Seng (Zinc).
Langkah kecil yang lebih bijak untuk diterapkan adalah setelah makan kita menikmati jus buah dibandingkan dengan segelas teh yang mengandung tannin atau susu yang kaya kalsium. Hindari juga mengkonsumsi suplemen kalsium atau Zinc saat meminum tablet tambah darah (TTD)
d. Bila masih dirasa kurang, setiap membeli suatu produk makanan, bacalah label fakta nutrisi (nutrition fact) yang tercantum. Usahakan memilih produk yang telah difortifikasi. Misalnya:
- Biskuit dan susu pertumbuhan yang diperkaya Folat serta vitamin dan mineral lain
- Tepung terigu yang diperkaya dengan Zat Besi
- Garam yang beryodium
- Minyak goreng yang diperkaya dengan Vitamin A
- Minuman yang diperkaya Vitamin C
3. Untuk mencegah anemia ikuti Posyandu Balita, penyuluhan calon pengantin, Posyandu Lansia, program di UKS sekolah atau Puskesmas, untuk mendapatkan penyuluhan asupan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan dan suplemen tablet tambah darah gratis bagi setiap generasi.
D. Mari Bergandeng Tangan Putuskan Mata Rantai Anemia
Melihat kompleksitas masalah anemia ini, sesungguhnya kerjasama dari semua pihak sangat diharapkan. Salah satu pelaku usaha yang telah berpartner bersama pemerintah selama bertahun-tahun ialah Danone Indonesia.
Sepak terjang Danone dimulai sejak tahun 1954 melalui PT. Sarihusada yang menghasilkan susu formula yang aman bagi bayi dan anak. Pada tahun 2018 bersama dengan Nutricia Indonesia berkosolidasi menjadi Danone Specialized Nutrition. Di tempat lain pada tahun 1973 PT. Golden Mississipi memproduksi AQUA yang menjadi pioneer air minum kemasan. Kemudian AQUA Grup berkerjasama stategis dengan Danone sejak tahun 1998. Jadilah saat ini Danone yang kita kenal memiliki 20 pabrik yang menaungi lebih dari 15 merek dan memperkerjakan lebih dari 15.000 pegawai.
Danone berkomitmen dalam mewujudkan visi one planet one health. Bagi Danone ini sangat penting berkat kepercayaan bahwa kita bisa menentukan masa depan dunia berdasarkan makanan yang dipilih. Sangat relevan dengan bidang usaha yang digeluti yaitu perusahaan makanan dan air minum kemasan. Untuk mencapai Tujuan Danone 2030 yang selaras dengan Tujuan program Pembangunan Berkelanjutan dari PBB, Danone berkontribusi melalui fasilitas yang dimiliki untuk mendukung Indonesia mengatasi anemia
Selain menjalankan bisnis, Danone telah melakukan langkah nyata tersebut antara lain berupa :
Kegiatan Internal :
- Menghasilkan produk yang mendukung peningkatan gizi dan promosi gaya hidup sehat. Favorit saya dan keluarga ialah Biskuat yang tidak hanya enak dan mengenyangkan tetapi juga diperkaya 9 vitamin dan 6 mineral.
- Berkerja sama dengan Lembaga riset LIPI, berinovasi menciptakan snack sehat untuk anak.
- Di kantor dan pabrik telah dilakukan tes non invasive (tanpa menggunakan jarum dan hanya di tap di jari) dengan melihat kadar HB pada karyawan. Hasilnya ada 20% karyawan yang berada di Jakarta memiliki kadar HB yang rendah
Berkerja sama mendukung Program kemenkes, stakeholhder lain dan masyarakat Indonesia dalam intervensi nutrisi serta edukasi mengenai gizi dan kesehatan :
- Mengajak anak-anak belajar mengenai nutrisi dan perilaku hidup sehat melalui Dongeng Aku Bintang Cerita Danone (ABCD) dan Lagu Isi Piringku. Dongeng serta lirik lagu ini bisa membantu pemahaman konsumsi gizi seimbang dan gaya hidup sehat dengan cara yang menyenangkan dan dekat bagi anak-anak usia 4-6 tahun.
- Aksi Cegah Stunting
Sebagai program unggulan yang dalam mencegah stunting di Indonesia bersama pemerintah (Kementrian Desa Pembagunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi) serta mitra dari organisasi terkemuka (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta). Dengan berfokus pada perbaikan sistem rujukan pada anak-anak gizi buruk dan penguatan peran fasilitas kesehatan serta mendukung intervensi nutrisi spesifik dalam 6 bulan angka stunting bisa diturunkan sebesar 4,3%.
- Warung Anak Sehat / Kantin Generasi Maju
Anak-anak cenderung memilih jajanan yang hanya enak, namun sayangnya minim gizi. Oleh karena itu Danone memberikan edukasi pada ibu kantin untuk memberikan jajanan dan minuman yang lebih sehat. Disertai juga dengan edukasi bagi para guru dan orang tua. Kegiatan ini masih berlanjut meski dalam suasana new normal kerap dilaksanakan secara daring melalui WAG.
- Gerakan Ayo Minum Air (AMIR)
Sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia / (WHO), anak-anak diedukasi akan pentingnya kebiasaan minum air putih 7-8 gelas per hari. Kegiatan ini telah dilaksanakan di lima provinsi dan menjangkau jutaan siswa usia PAUD dan SD.
- Generasi Sehat Indonesia (GESID)
Mengajarkan remaja akan pemahaman dan kesadaran akan kesehatan dan pemenuhan gizi. Secara bertanggung jawab, peduli akan pentingnya 1000 hari pertama kehidupan, dan pembentukan karakter. Tujuannya ialah agar memahami pentingnya asupan gizi ibu hamil dan menyusui, serta masa emas 1.000 hari pertama sehingga lebih siap saat menjadi orangtua.
-Taman Pintar
Danone menjadi pendukung Zona Kebaikan Air sebagai sarana pendidikan mengenai kesehatan dan gizi di Taman Pintar Jogjakarta.
-Duta 1.000 Pelangi
Danone memberikan edukasi kepada karyawan dan masyarakat sekitar kantor serta pabrik mengenai gizi dan pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan. Diharapkan kelak mereka akan mampu mengimplementasikan dalam keseharian, menjadi duta hidup sehat dan menyebarkan ilmunya kepada khalayak yang lebih luas lagi.
-Rumah Bunda Sehat dan Rumah Tempe
Seorang ibu terbiasa mengatur pola konsumsi keluarga. Ibu yang memiliki pengetahuan dan kemampuan finansial yang baik diharapkan mampu menyediakan asupan yang sesuai dengan kebutuhan gizi keluarganya. Program Rumah Bunda Sehat dan Rumah Tempe menyasar kedua tujuan tersebut dengan memberikan penyuluhan agar para ibu memiliki kemampuan berwirausaha.
Akhir Kata
Memutuskan mata rantai anemia membutuhkan perhatian dari semua pihak. Alangkah lebih baiknya kita berusaha mencegah dengan mengkonsumsi gizi seimbang dan lengkap berupa makanan kaya zat besi dan mengoptimalkan penerapan zat.
Bagi wanita yang masih single, ayo perbaiki kualitas asupan makanan agar tubuh siap saat menjadi seorang ibu. Saat hendak menikah ikutilah penyuluhan calon pengantin. Ketika hamil, berkonsultasilah pada petugas kesehatan untuk memperoleh informasi gizi dan tablet tambah darah. Sedangkan bagi kita yang sudah menjadi orangtua, harus cepat tanggap dengan kondisi anak kita. Perhatikan pemenuhan nutrisinya dan apabila sudah menampakan gejala 5L, segera bawa ke pusat kesehatan terdekat. Boleh juga berinisiatif sebagaimana ibu saya yang menganjurkan saya untuk minum tablet tambah darah secara mandiri saat saya sedang menstruasi.
Serta selalu ingat agar memilih makanan dan minuman dari produsen yang dapat dipercaya dan kaya nutrisi. Yang mudah ditemukan dimana saja ialah dengan memilih produk Danone. Artinya kita juga telah berpartisipasi mendukung pengentasan anemia dan masalah gizi lainnya melalui program-program yang telah dijalankan Danone selama ini.
Secara nasional, pandemi dapat menjadi kesempatan pemerintah dan para pelaku usaha berkolaborasi dan bersinergi sehingga bisa mengubah mindset dan meningkatan kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat demi terwujudnya generasi emas Indonesia yang sehat dan kuat.
❤❤❤❤❤
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog dalam rangka Hari Gizi nasional 2021
Sumber :
- Anemia Kurang Zat Besi, Masalah Saat Ini, Penentu Masa Depan, yang dipaparkan oleh Dr. dr Diana Sunardi, MGizi, SpGK dalam Talkshow Peran Nutrisi Dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi, Kerjasama, Indonesian Nutritrion Association dan Danone, 2 Februari 2021
- The Power of Work With Purpose Danone Indonesia, yang dipaparkan oleh Arif Mujahidin (Coorporate Communications Director Danone-Indonesia) dalam Talkshow Peran Nutrisi Dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi, Kerjasama, Indonesian Nutritrion Association dan Danone, 2 Februari 2021
- Pemenuhan Gizi Ibu hamil dan Remaja Melalui Suplementasi Tablet Tambah darah Dan Konsumsi Gizi Berimbang, Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, dalam Webminar The Jakarta Post Upclosed #29: Ironclad : Ending Intergenerational Anemia With Good Nutrition, 16 Februari 2021
- The Urge to Adress Anemia In Indonesia, yang dipaparkan oleh Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc dalam Webminar The Jakarta Post Upclosed #29: Ironclad : Ending Intergenerational Anemia With Good Nutrition, 16 Februari 2021
- Media sosial Danone Indonesia dan situs Danone
22 komentar
sukses buat kompetisinya mbak! yuhu!
Saya sampai sekarang pernah donor meski Alhamdulillah HB sudah normal hehehe..
Makasih doanya dan sudah mampir disini🙏👍🏻
Tapi saya suka makan mbak, sepertinya HB normal kali ya soalnya hati ayam kan banyak kandungan zat besinya 8,99 mg / 100 gr.😃
Cuma kalo kebanyakan bahaya kolesterol juga soalnya digoreng.
thanks infonya mbak
kalau udah begini biasanya aku agak rajin makan sayuran, padahal biasanya ga terlalu suka
Dulu pas lagi sakit, HB aku turun jadi 9. Dokter langsung kasih vitamin, kemudian disuruh makan buah bit.
Makasih ya mba, informasinya berguna.
Kapok rasanya dan malu jugaa .., beruntung kejadiannya pas kami kumpul keluarga, jadi ketolong.
Setelah diperiksakan ke dokter ternyata saat itu hb ku benar rendah.
Sekarang sudah ngga pernah pingsan lagi.
Kemudian, untuk Hb saya jg ga tau gimana kadarnya di tubuh. Blm pernah cek, dan jg belum pernah donor darah. Takut hahha
Tulisan bermanfaat.... thank you for sharing
dulu saja saat pertama kali datang bulan (sd kelas 5 langsung panik dan mau pingsan...hal ini berlangsung lama hingga usia kuliah, ada rasa lemes banget tiap haid dan kliyengan hampir hampir klo ga kuat suka duduk di jalan kalau pas tiba tiba haid). kadang kalau sampai parah musti kugiling giling dulu pake botol beling isi air panas biar perut ga perih
btw alhamdulilah ya sekarang ada aplikasi untuk remaja putrinya juga.. nanti akan ada pengetahuan deh untuk dibaca langsung lewat sentuhan jari. trims for the inpoh