Vaksin Demi #LindungikuLindungimu
Hai Assalamu'alaikum.
Adakah teman pembaca yang tahu bahwa pekan terakhir di bulan April diperingati secara global sebagai World Immunization Week / Pekan Imunisasi Internasional ?
Oh, baru ngeh juga?
Gapapa sih sebenarnya, pertanyaan yang paling penting ialah apakah kita sudah memberikan vaksin pada diri sendiri dan anggota keluarga lain, terutama anak-anak kita?
Kenapa Harus Vaksin?
Nah, agar pertanyaan tersebut bisa terjawab lebih rinci, saya sengaja mengikuti Webminar yang diadakan The Asian Parent Indonesia yang bekerjama dengan Kenapa Harus Vaksin dalam rangkaian KHV Fest 2021. Temanya ialah 101 Vaksinisasi Anak dengan narasumber yang luar biasa, seorang dokter spesialis anak, dr. Atilla Dewanti, Sp. A (k). Moderatornya pun tak kalah kece, Mbak Sissy Priscillia, --iya, yang beken sebagai Milly di film Ada Apa Dengan Cinta-- sekaligus ibu dari dua orang putra.
Dari awal pembukaan, Bu dokter paham betul dilema yang dialami para ibu tentang vaksinisasi.
Ada yang pro dan ada yang kontra.Ada yang bingung selama masa pandemi, jadwal vaksin anak jadi kacaudan banyak pertanyaan lainnya.
Dengan sabar, beliau menuntun kami para peserta yang jumlahnya ratusan orang untuk menanamkan dulu mindset bahwa :
- Vaksinasi : kegiatan memberikan vaksin dengan tujuan pemberian kekebalan
- Imunisasi : suatu proses sejak pemberian vaksin hingga timbul kekebalan
Serta cara kerja vaksin dalam tubuh dapat dilhat melalui video singkat berikut :
Memang benar, setelah menerima vaksin, ada anak-anak yang mengalami gejala Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) misalnya demam dan rewel. Hal ini merupakan reaksi yang masih dianggap normal.
Gejala demam menunjukkan bahwa vaksin sedang bekerja di dalam tubuh membentuk antibody. Dapat ditangani di rumah dengan pemberian asi dan cairan dan menerapkan langkah untuk mengatasi gejala demam pada umumnya, yaitu cukup istirahat dan beri makanan bergizi seimbang. Pada umumnya reaksi ini akan menghilang dalam 24-36 jam.
Tentu kita perlu mencermati, dibandingkan ketidaknyamanan yang hanya sebentar tersebut ada bahaya yang megintai bila bayi atau anak tidak diberi vaksinasi secara lengkap. Banyak penelitian di berbagai negara yang menunjukkan bahwa bayi atau anak tersebut tidak memiliki kekebalan. Mereka akan mudah tertular penyakit tersebut. Ketika sudah tertular, maka akan menderita penyakit tersebut dengan lebih berat bahkan menularkan kepada anak-anak lain, sehingga bisa saja menimbulkan wabah yang dapat mengancam jiwa.
Kenapa Anak-anak Kita Harus di Vaksin?
1. Mencegah Penyakit
Terkini vaksin dapat mencegah hingga 26 jenis penyakit, diantaranya pertusis dan meningitis
2. Mencegah Kematian
Data menunjukkan ada dua hingga tiga juta jiwa yang dapat dicegah kematiannya dengan imunisasi
3. Mengurangi Resistensi Antibiotik
Vaksin dapat membantu membatasi atau mengurangi terjadinya resistensi antibiotic karena penyakit sudah dapat dicegah pada tahap awal
4. Menyelamatkan Orang dengan Menciptakan Herd Imunity (Kekebalan Kelompok)
Dengan meningkatkan cakupan imunisasi secara global, kita dapat menyelamatkan lebih dari 1,5 juta jiwa. Kebalnya sebagian besar sasaran suatu populasi melalui imunisasi, secara tidak langsung akan turut member perlindungan bagi kelompok umur lainnya. Sehingga bila ada satu atau sejumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di masyarakat, maka penyakit tersebut tidak akan mennyebar dengan cepat dan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah dapat dicegah. Kekebalan kelompok ini hanya dapat terbentuk apabila cakupan imunisasi pada sasaran tinggi dan merata di seluruh wilayah.
Oleh karena alasan inilah World Immunization Week 2021 mengambil tagline #LindungikuLindungimu. Dengan memberikan vaksin pada anak kita, kita secara bersama-sama telah melindungi masa depannya kelak dan masa depan orang-orang lain dilingkungan sekitar.
101 Yang Harus Orang Tua Ketahui tentang Vaksinisasi Anak
Sudahkan Anak Diimunisasi sesuai Jadwal Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2020?
Wah, saya juga baru update nih, pas banget untuk anak kedua kelak. Cek lagi jadwal imunisasi anak sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2020.
Apa sih bedanya ?
Ternyata tidak terlalu jauh, misalnya pemberian vaksin BCG yang dahulunya dilaksanakan pada bayi yang berusia satu bulan, sekarang sudah dapat langsung diberikan sejak saat kelahirannya.
Selebihnya yuk, ikuti petunjuk berikut :
dr. Atilla memberikan contoh pemberian vaksin DTP (Difteri, Pertusis dan Tetanus).
- Di kolom usia bulan pertama, kedua dan ketiga berwarna biru, yang artinya wajib diberikan pada bayi diusia tersebut
- Kemudian wajib diberikan vaksin booster / penguat, harus diulang karena tubuh kekuatannya hanya sampai usia 18 bulan, lalu sekali lagi saat masuk sekolah dasar (usia 5 hingga 7 tahun), ditandai dengan kolom bewarna merah.
- Seandainya sekarang sedang pandemi, dengan alasan takut kena kuman si kecil belum divaksin, masih boleh mengejar ketertinggalan / catch up, ditandai dengan kolom bewarna kuning.
Bagaimana bila Imunisasi Terlambat / Tidak Teratur?
Pandemi memang membuat banyak orang tua yang khawatir membawa si kecil keluar rumah, bahkan hingga waktu untuk diberi imuniasi. Yakinlah, selama kita mematuhi protokol kesehatan, tidak ada kata terlambat. Langkah pertama kita bisa berkonsultasi dengan dokter anak dengan memegang prinsip berikut :
1. Cek jadwal imunisasi si kecil lalu segera lanjutkan yang tertunda sesuai jadwal.
2. Bila kita ragu atau lupa dicatatkan di Kartu Ibu Anak (KIA) maka dianggap belum pernah dan vaksin tetap diberikan.
3. Interval vaskin tetap / tidak berubah.
4. Apabila ternyata sudah pernah diberi dan sudah imun, jangan khawatir, tidak ada bukti pemberian vaksin akan merugikan penerima.
Pahami pula bahwa anak yang sakit dengan gejala ringan tetap dapat diberikan vaksinisasi. Tak perlu menjadwalkan ulang vaksiniasi bila si kecil terkena demam sub tetris atau gejala selesma (biasanya bapil alias batuk pilek) atau diare.
Selain vaksin wajib, sebaiknya kita tetap memberikan kepada putra-putri kita vaksin tambahan agar perlindungan terhadapnya semakin optimal. Salah satu vaksin tambahan yang baik sekali diberikan ialah vaskin influenza. Ada hasil penellitian yang mengungkapkan bahwa orang yang telah divaskin ini, seandainya pun terpapar virus COVID-19, dampaknya tidak separah yang belum pernah divaksin influenza sama sekali. Pemberian vaksin harus diulang setiap tahun.
Kapan Anak Boleh Tidak Divaksinasi?
1. Sedang menjalani kemotrapi dan dengan keganasan
2. Sedang mengonsumsi obat-obatan immunosupresi
3. Anak dengan riwayat alergi berat pada pemberian vaksinasi yang sama pada dosis sebelumnya
4. Bayi yang lahir prematur : sebaiknya diberikan pada saat bayi berusia dua bulan atau berat badan sudah diatas 2.000 gram
Bolehkan Memberikan Lebih dari Satu Vaksin Dalam Waktu yang Bersamaan?
Tentu saja, pada dasarnya semua vaksin aman tanpa terkecuali dan dapat diberikan secara berbarengan.
Multiple Injection atau imuniasi ganda ialah pemberian lebih dari satu jenis imuninasi dalam satu kali kunjungan. Biasanya dokter atau tenaga medis akan melakukan dua kali injeksi, misalnya sekali dipaha kiri dan yang berikutnya di lengan kanan dengan alat suntik yang berbeda pula.
Kelebihannya ialah aman dan efektif, kita tidak perlu berulang kali datang ke fasilitas kesehatan dan tidak meningkatkan resiko efek samping atau Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI).
Apa Tips Membawa Anak Vaksin Di Era Pandemi?
Sebelum Membawa Si Kecil di Imunisasi :
- Baca informasi tentang vaksin yang diberikan
- Catat pertanyaan atau keluhan yang akan disampaikan
- Bawa buku vaksiniasi anak
- Bawa mainan atau barang favorit untuk menemani dan mengalihkan perhatian
- Jelaskan pada anak kita manfaat vaksin ialah untuk membuat dirinnya lebih sehat
Saat Melakukan Imunisasi :
Jurus jitu yang saya dan ibu-ibu lain dapat terapkan ialah dengan memberikan pelukan agar si kecil tenang dan nyaman. Sekaligus mencegah si kecil bergerak berlebihan saat disuntik. Sehinga membantu dokter atau perawat lebih mudah mencapai area tubuh yang akan disuntik.
Posisi orang tua dan anak yang ideal saat disuntik di area :
Lengan :
2. Peluk dengan tangan orang tua meligkar dilengannya
3. Tahan kakinya diatara paha orang tua
Paha :
2. Lingkarkan lengan mengitari badan anak
3. Pegang kedua lengan anak
4. Tahan kaki si kecil diantara paha orang tua
24 komentar
Malah menurutku vaksin bagi anak itu seperti jaminan buat kesehatan dia di masa depan nanti.
Kalau ngga, tubuh akan rentan.
Waktu divaksin BCG aku kecil sempat ketakutan, lari panik sampai dikejar-kejar guru.
Akhirnya ketangkep dan disuntik pakai acara nangis kenceng :(
Vaksin, imunisasi paling penting sekali untuk anak. Untuk itu dulu waktu anakku masih kecil, walopun sibuk, aku pasti menyediakan waktu untuk mengantar anak vaksin.
BTW, terima kasih mba Nisa, infonya lengkap sekali...
Wah ada si Milly kakaknya si Milea, hihi
apalagi demi masa depan anak
terlebih sekarang mudah sekali mendapatkan informasi mengenai vaksin dan tempat vaksin yang banyak tersebar di mana mana
Walaupun aku sendiri masih menunggu giliran juga.
peduli lindungi
semangat vaksin untuk indonesia
menurutku penting banget di vaksin tuh untuk membentuk antibodi anak. jadi, anakpun gak mudah kena penyakit ya..
saya sendiri belum divaksin covit ini sampai sekarang
Memang sih pas pandemi anakku yg bungsu sempet keteter vaksin lanjutannya. Tapi begitu bisa kluar, aku lgs minta dokter anaknya utk kejar vaksin yg belum. Alhamdulillah tinggal 1 vaksin lagi di Juni ini.
Ini kewajiban ortu sih. Semahal apapun, aku bakal berusaha untuk kasih vaksin lengkap ke anak2ku. Bersyukur loh di Indonesia banyak perusahaan yg mau mengcover pemberian vaksin. Aku dan suami ngalamin kerja di beberapa bank, dan semuanya cover full sampe umur 5 THN, apapun jenis vaksin. Malah perusahaan suami skr cover vaksin anak tanpa batasan umur. JD ga ada alasan buatku utk skip vaksin. Di beberapa negara, temenku cerita, kalo vaksin di sana boro2 di cover. Wajib tp bayar sendiri. Dan itu gila2an harganya :(. Temenku hrs rutin nabung utk biaya vaksin anak di negara tempat dia tinggal