D'Poer Nenek Palembang : Berasa Makan Di Rumah Sendiri
Hai Assalamualaikum
Hari ketujuh topiknya mengenai rekomendasi tempat makan lokal favorit.
Nah, jadi saya mau ceritain tentang satu tempat makan yang pernah saya kunjungi di Palembang. Sebenarnya belum bisa dibilang favorit sih, karena baru sekali pergi ke lokasinya tetapi saya langsung jatuh cinta.
Mungkin sedikit pernah saya ulas, bahwa putra kedua saya diagnosa terkena fimosis. Solusinya saat itu sebenarnya cukup dilakukan sirkumsisi alias sunat. Berhubung waktu itu dia baru berusia delapan bulan, jadi harus dioperasi, dan harus dilakukan dengan bius total.
Sebenarnya ini termasuk kategori operasi yang tidak membahayakan nyawa, alias beresiko cukup rendah. Sayangnya di kota tempat saya tinggal saat itu tidak ada dokter ahli anestesi. Sehingga akhirnya kami duduk ke Rumah Sakit Umum Pusat yang letaknya di kota Palembang.
Operasi sirkumsisi akan di cover oleh BPJS. Ternyata prosesnya cukup berliku dan menyita waktu. Jadilah selama di Palembang fokus kami lebih banyak di rumah sakit dan sekitarnya.
Ya, karena perginya dalam kondisi yang serba terburu-buru dan kebetulan situasi keuangan memang sedang pas-pasan, saya dan suami yang mengantar berusaha menekan segala pengeluaran.
Demi menghemat waktu dan biaya, dibanding menginap di rumah saudara lokasinya cukup jauh, kami memilih menginap di salah satu hotel low budget melalui suatu aplikasi penginapan.
Lokasinya masih terbilang dekat dengan rumah sakit dan cukup strategis, berseberangan dengan Palembang Icon Mall. Artinya tak jauh pula dari Palembang Square atau yang sekarang sudah berganti nama menjadi Palembang Village.
Saya memang berencana untuk mengunjungi Palembang Village. Ada service center resmi dari brand ponsel lama saya yang kaca layarnya retak. Jadilah di antara waktu berobat itu kami menyempatkan diri untuk datang ke Palembang Village. Apalah daya setelah dilakukan pengecekan, ternyata layar ponsel saya itu sudah tidak diproduksi lagi.
Demi mengatasi kekecewaan, saya dan suami memutuskan untuk pergi makan saja. Cari cemilan deh, ibarat afternoon tea karena waktu itu baru pukul empat sore.
Lucunya setelah berkeliling-keliling di dalam mall hingga kebagian ekstensinya yaitu PSx, entah mengapa kami belum menemukan tempat yang dirasa cocok.
Ada saja kendalanya. Suami saya memang kurang doyan western food. Saya sendiri tidak masalah dengan jenis makanan apapun tetapi dari beberapa resto dan tenant food court yang kami amati -mungkin karena waktunya juga weekend- sedang ramai sekali. Artinya antriannya cukup panjang dan kurang kondusif.
Sementara anak saya sudah lewat waktunya untuk tidur sore. Saya ingin tempat yang lebih privat sehingga saya bisa lebih nyaman untuk mengASIhi anak saya.
Entah siapa diantara kami berdua yang berinisiatif untuk mengajak mencari makan di luar lokasi Palembang Village. Ternyata pada saat kami melewati lokasi parkir bagian belakang, ada satu rumah yang menarik perhatian kami.
Rumah yang terlihat homey itu dipasangi label grand opening D'Poer Nenek .
D'Poer Nenek Palembang
Beroperasi dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 10.00 malam, D'Poer Nenek merupakan bisnis bersama yang dikelola oleh beberapa teman baik.
Jadi konsepnya itu menyatukan antara restoran, coffee shop dan sebuah studio foto berkonsep do it yourself atau self portrait.
Tempatnya sendiri sebenarnya merupakan sebuah rumah dari suatu perumahan yang direnovasi dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya. Membuat suasana terasa lebih homey dan saya merass seolah sedang makan di rumah sendiri.
Interiornya minimalis dengan meja dan kursi dari kayu dengan sedikit sentuhan industrial dan tradisional. Ruangan terasa sejuk alami berkat banyaknya jendela dan bumbungan atap yang cukup tinggi.
Sebelah kiri MonoStudio, depan langsung cashier, kanan Jamu Kopi |
Jadi, begitu masuk di bagian kiri kita langsung menuju ke studio foto, MemoStudio. Saya sempat mengintip sedikit. Ruangannya cukup mumpuni dengan banyak atribut pernak-pernik perlengkapan yang bisa kita pinjam saat melakukan sesi pemotretan.
Nah, satu bagian dijadikan meja kasir sekaligus ruang makan indoor. Ada fasilitas karaoke dan live musik di waktu-waktu tertentu.
Karena ketika itu sedang menjelang Piala Dunia, banyak dipajang atribut bendera negara-negara yang berpartisipasi dalam perhelatan empat tahunan itu.
D’Poer Nenek memang cocok dijadikan tempat nobar karena ada televisi berukuran cukup besar di bagian tengah ruangan dan layar dengan proyektor. Sound sistemnya bagus dan wifi gratisnya lancar.
Menyatu dalam ruangan yang sama, ada pojok yang jadi etalase Jamu Kopi. Coffee shop ini menyatukan minuman modern dengan minuman khas tradisional yang kaya rempah-rempah.
Menunya diberi nama dengan istilah yang lucu-lucu misalnya Jamu Seru Nian, Jamu Enter Wind, Jamu Telaga biru atau Jamu Pink Latte. Harganya pun terbilang ekonomis, mulai dari belasan ribu. Kita bisa membeli dalam versi dewean alias segelas atau sikok bagi duo untuk berbagi.
Sayangnya saya nggak sempat cobain nih, soalnya dari yang tadinya cuman niat ngemil, ujung-ujungnya saya dan suami milih makan berat.
foto ala kadarnya sambil gendong bayi😅 |
Kompak kita pesan paket ayam bakar. Datangnya cukup cepat karena kebetulan saat itu tidak terlalu banyak tamu lain selain kita. Terdiri atas satu potong ayam bakar -ukurannya sedang, seiris tempe dan tahu, seporsi nasi, lalapan, sambel terasi dan satu mangkok kecil sayur asem.
Harganya cuman Rp 17.000 saja, tapi rasanya malah lebih enak dibanding ayam bakar dari merk kenamaan yang sudah di franchise kan. Ayamnya sendiri empuk, juicy dan bumbunya tuh meresap sampai ke tulang. Kondimen lain juga enak semua, terutama sayur asamnya. Segar dan isiannya lumayan banyak.
Saat ngobrol-ngobrol dengan seorang pelayannya, kami diberitahu bahwa best sellernya itu ialah Nasi Liwet. Bisa dibeli dalam porsi satuan atau paket family.
Mesti dicobain nih balik ke sini. Menu lain juga juga tak kalah menarik. Ada Mie Celor dan Pempek sampai Es Kacang Merah.
Hal yang saya sukai ialah saya bisa mengASIhi anak saya dengan nyaman. Mau ganti diapers pun aman. Toiletnya bersih banget, ada sabun dan tempat sampahnya. Disediakan pula washtafel besar lengkap dengan sabun cuci tangan di dua sudut pintu masuk.
Untuk yang mau merokok ada area outdoor yang cukup luas. Parkiran kendaraanya pun aman karena ada penjaganya.
Ohya, saya cek sosial medianya (Instagram : @dpoernenek.plb) menerima pesanan tumpeng, puding dan bisa disewa untuk merayakan ulang tahun, arisan atau kegiatan lainnya.
Rekan Blogger Lampung, kalau berkunjung ke Palembang jangan lupa untuk mampir sejenak di D'Poer Nenek. Sambil mengabadikan kenangan kita di Memo Studio. Bisa buat bahan tulisan penulis Lampung berikutnya juga lho hehehe
D’Poer Nenek, Jamu Kopi (Jeka) dan MonoStudio
Address : Jl. Sepatu Roda Nomor 41 (Sebelah Palembang Square Mall), Palembang , Sumatera Selatan
Contact : 0859 106995328
Open hours : 08.00 WIB – 22.00 WIB
Price range : Rp 5.000 – Rp 110.000, - (exclude tax)
Avaiable on Go-Food & Grab
Posting Komentar