Baju Tradisional Melayu, Serunya Bisa di Pakai Sehari-hari
Hai Assalamu'alaikum,
Setelah kembali ke Kepulauan Riau, selama bulan Ramadan, lazim banget melihat pemakaian Baju Adat Melayu. Pakaian yang sangat Islami dan longgar ini memang nyaman digunakan untuk kegiatan sehari-hari maupun acara khususnya yang berkaitan dengan agama Islam.
Memang, sebagian besar penduduk Kepulauan Riau adalah pemeluk Islam yang taat. Sehingga kebudayaan yang berkembang adalah budaya Melayu yang sangat dipengaruhi corak kebudayaan Islam.
Selayang pandang dulu nih, Provinsi Kepulauan Riau sendiri adalah pemekaran dari Provinsi Riau pada tahun 2002. Kedua Provinsi ini memiliki akar budaya yang sama dan terjalin erat. Berada di jalur perdagangan Selat Malaka yang sejak zaman dahulu ramai didatangi pedagang antar bangsa dan budaya misalnya dari Cina, Timur Tengah, Eropa dan lain sebagainya yang telah berakulturasi dengan budaya lokal.
Saya dan keluarga pun awalnya tinggal di Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau sebelum ayah saya mutasi kerja ke salah satu ibukota kabupaten yang menjadi bagian Provinsi Kepulauan Riau
Jadi bernostalgia, pertama kali memakai baju kurung alias pakaian Melayu ialah saat saya memasuki masa SMP (Saat itu disebut Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama –SLTP). Mengikuti surat edaran dari perda kota Pekanbaru Nomor: 12 Tahun 2001 tentang Pemakaian Busana Melayu dilingkungan Pendidikan Pegawai Negeri Sipil, Swasta/ Badan Usaha Milik Daerah (Pekanbaru 2001), Pakaian tradisional Melayu yang dipilih ialah model baju kurung untuk wanita dan baju model Cekak Musang untuk yang lelaki.
Pakaian ini wajib digunakan setiap hari Jum’at. Hal yang paling menyenangkannya, boleh dipadankan dengan sendal. Jadilah yang perempuan tampil cantik seminggu sekali, tapi saya sering kali malah pakai sendal gunung Hoahaha, Saya lagi di era tomboy-tomboy-nya nih.
Rasanya masih kagok, karena belum terbiasa mengenakan pakaian yang panjang. Maklum, zaman itu anak SMP masih menggunakan bawahan pendek baik celana ataupun rok sekolah. Terlebih satu –dua orang rekan saya yang berbeda agama, semakin jarang deh memakai pakaian longgar, membuat rasa gerah akibat cuaca di daerah yang terkenal dengan pameo diatas minyak (sawit), dibawah minyak (bumi) ini terasa makin bedengkang (panas terik).
Satu stel pakaian ini terdiri atas atasan dan celana panjang atau rok panjang, dijahitkan secara kolektif di sekolah. Tujuannya agar seragam dari model, bahan dan warna (yang mana warna yang dipilih adalah kuning air. Hayooo adakah teman pembaca saya yang tahu jenis warna ini? Iya itu seperti air bening yang kekuningan, jadi warna kuning yang pucat) Hoahaha. Yang agak merepotkan, kami harus pergi mengukur baju ke penjahit yang ditunjuk karena pada zaman itu sepertinya belum banyak penjahit yang terampil menjahit baju kurung Melayu. Baju ini memang potongannya khusus, terutama dibagian ketiak.
Masuk ke masa SMA, salah satu sekolah unggulan di Pekanbaru ini memiliki seragam berwarna ungu cerah. Warna yang masih dipertahankan hingga kini, bahkan sebagai salah watu warna yang menjadi ciri khas sekolah.
Nah, Seinget saya, dari tiga puluhan orang anak di kelas, selusin diantaranya adalah Non-muslim yang berasal dari berbagai latar belakang suku dan agama. Tidak ada seorangpun yang complain lagi karena di jenjang sebelumnya telah membiasakan diri.
Ada satu kejadian yang paling membekas diingatan saya, salah seorang teman perempuan saya sempat mengalami kejadian kurang menyenangkan akibat rok baju kurung Melayunya terlilit rantai sepeda motor saat membonceng teman sekelas. Ia pun sempat terjatuh dari motor di area menuju gerbang sekolah. Syukurlah Ia tak apa-apa.
Karena langsung merasakan perbedaan diantara dua zaman, saya menyimpulkan Sisi Positif Wajib Pakaian Melayu di Sekolah, diantaranya :
1. Menyeragamkan Dress Code
Sebelum adanya kewajiban memakai pakaian Melayu, setiap ada kegiatan sekolah yang berhubungan dengan hari besar keagamaan Islam, dress codenya adalah pakaian baju muslim bebas. Kadang ditentukan warnanya (yang netral seperti putih), tetapi tidak semua anak memiliki warna baju terebut jadi cenderung merepotkan karena orangtua harus membeli lagi.
2. Mengurangi Kesenjangan Sosial
Selain berkemungkinan berbeda warna (putih pun ada banyak shade-kan, ada Putih Tulang, Putih Gading, dan sebagainya), baju muslim bebas pun modelnya bisa bermacam-macam. Karena saya bersekolah di salah satu sekolah yang terbilang elite, maka akan menunjukkan status sosial penggunanya pula. Pakaian seragam sekolah menghapuskan ini semua.
3. Membiasakan Anak dengan Pakaian Tertutup
Saat ini sejak jenjang PAUD, meski anak masuk sekolah yang umum maupun berlatar agama selain Islam pun tetap wajib memakai sebagai bentuk pelestarian budaya Melayu. Bagusnya mereka jadi dilatih memakai pakaian yang sopan dan tertutup sejak dini.
Hakekat pakaian Adat Melayu adalah menutup aurat, sebagaimana yang dimuat dalam ungkapan :
Kedua mengandung adat
Ketiga tidak dibuat buat
Keempat ada makna serta alamat
Kelima memakainya dalam ingat
4. Melestarikan Kebudayaan Melayu
Pakaian Adat suku Melayu Kepulauan Riau merupakan warisan budaya yang sangat kental di masyarakat karena telah ada sejak zaman kerjaan dulu hingga sekarang.
Alangkah baiknya anak-anak telah dikenalkan dengan pakaian adat yang memiliki makna tersendiri di setiap pakaian dan cara penggunaannya.
Ketika secara nasional ada wacana mengenakan pakaian adat satu kali dalam seminggu untuk ke sekolah atau pun kantor, masyarakat terutama anak sekolah di Riau dan Kepri tetap santai karena sudah terbiasa.
Yuk, sekalian mengenal lebih jauh tentang khazanah Pakaian Adat Tradisional Melayu
Berada di jalur perdagangan Selat Malaka yang juga salah satu jalan masuknya agama Islam, masyarakat Melayu banyak terpengaruh oleh para pedagang yang berasal dari Gujarat, India dan Timur Tengah. Bentuk pakaian mereka yang longgar dan berbentuk tunik inilah yang diadopsi menjadi identitas mereka sendiri. Dipadukan dengan kain sarung dan songket bertenun corak khas daerah ini.
Pada awalnya pemakaian disesuaikan dengan jabatan yang menentukan patut dan layak dalam mengenakannya atau tidak.
- Pakaian adat raja-raja.
- Pakaian adat orang besar kerajaan
- Pakaian adat pemangku dan pemuka adat
- Pakaian adat umum
Saat ini penggunaannya pun harus menyesuaikan dengan pakaian adat dalam upacara, pakaian pesta atau pakaian harian.
1. Pakaian Upacara
Dapat dibagi lagi menjadi :
A. Pakaian Upacara Adat
Biasanya kegiatan yang dibuat oleh pemerintah baik secara adat yaitu keturunan kerajaan, misalnya :
- Upacara penobatan raja dan permaisuri
- Upacara pemberian gelar
- Upacara pelantikan Datuk ketua adat atau menteri kerajaan
- Upacara menjunjung duli
- Upacara adat penerima anugerah
- Upacara adat menerima tamu agung
Atau pemerintah daerah yang berkaitan dengan perlombaan Islami seperti Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ), peringatan atau perayaan yang hari keagamaan atau yang berhubungan dengan budaya Melayu.
Pakaian Upacara ini biasanya lengkap dengan berbagai aksesoris yang mengandung falsafah. Misalnya keris, tanjak dan selempang bagi yang lelaki
B. Pakaian Upacara Pengantin
Karena wilayah Kepulauan Riau dan pada umumnya persebaran suku Melayu begitu luas, hingga ke negeri Jiran, ada beberapa perbedaan. Umumnya dipengaruhi oleh adat istiadat setempat. Sisi positifnya, memiliki berbagai macam jenis pakaian yang bisa dikembangkan serta di sesuaikan dengan zaman sekarang.
Melansir dari Tinjauan Pustaka Tugas Akhir Ferri Supreadi yang berjudul Perancangan E-Book Ensiklopedia Pakaian Adat Suku Melayu Kepulauan Riau Menggunakan Visualisasi Foto tahun 2020, yang saya akse secara online pada 12 Maret 2025, saya mendapatkan pemahaman baru mengenai perangkat pakaian adat Melayu Riau. Pakem yang biasa digunakan :
Pakaian Pengantin Melayu Lelaki :
- Baju Kurung Cekak Musang satu stel, warnanya sama antara baju dengan celananya. Bajunya bertabur benang emas dengan motif Bunga Cengkeh dan Tampuk Manggis
- Kain samping motifnya sama dengan celana dan baju. Kepak kain bermotif Siku Keluang, Pucuk Rebung dan lain-lain.
- Kepala memakai Tanjak degan bentuk yang beragam.
- Memakai sebai (selendang) diletakkan sebelah kiri bahu, berwarna kuning dan bersulam kelingkan.
- Dileher pengantin laki-laki dikalungkan rantai panjang berbelit dua yang mempunyai makna ikatan dari Ayah dan Bunda.
- Pending (ikat pinggang) atau Bengkong menggunakan warna kuning dengan les sesuai derajatnya.
- Pada ibu jari kelingking memakai cangai yaitu hiasan kuku buatan dari emas atau perak.
- Alas kaki adalah Sepatu Runcing atau Capal Kulit.
- Memakai keris pendek berhulu Burung Slendit disisipkan dipinggang sebelah kiri, keris bersarung dan diikat dengan kain kuning untuk menghindari mala petaka.
- Memegang sirih telat atau sirih pemanis
Pakaian Pengantin Melayu Perempuan :
- Kebaya Laboh atau baju Kurung Teluk Belanga terbuat dari kain tenunan, satu stel dengan kain bercorak dan berwarna sama.
- Dikepala dipakaikan perkakas Andam. Dikeneing disebut Ramin, Sanggul Lipat Pandan atau Sanggul Lintang serta dihiasi dengan sunting genta-genta atau bunga goyang bermotif Bunga Cina.
- Leher menggunakan kalung emas dan rantai papapan atau dukoh bertingkat tiga, lima, tujuh.
- Lengan kanan dan kiri diberi gelang berkepala burung merak pertanda memberi kesuburan dan kemakmuran pengantin perempuan.
- Pada bahu kiri diberi tampan-tampan atau sebai yang bertekat benang emas dan kelingkan.
- Jari kelingking dan ibu jari diberi cangai yang terbuat dari emas atau perak.
- Dipinggang diikat dengan pending emas berfungsi menambah kerampingan badan pengantin.
- Kaki kanan dan kiri diberi gelang kaki emas atau perak berkepala kuntum bunga cempaka
- Alas kaki menggunakan kasut atau selepa yang terbuat dari beludru yang dihiasi dengan kelingkan dan maik.
![]() |
Sumber : https://bajukutop.blogspot.com/2019/08/32-baju-adat-teluk-belanga- inspirasi.html yang diakses pada tanggal 12 Maret 2025 |
2. Pakaian Pesta
Untuk menghadiri pesta seperti menjadi tamu pernikahan, aqiqah, khitanan atau lainnya. Saat ini pakaian pesta Melayu juga banyak yang dipengaruhi modernisasi. Modelnya semakin bervariasi dengan dihiasi aneka sulaman dan paduan lain, misalnya dengan bahan brokat.
3. Pakaian Harian
Sebagaimana yang telah saya ulas, pemakaian baju Melayu sehari-hari ini menjadi tampilan yang merepresentasikan identitas diri.
Nah, pakaian yang biasa digunakan ke sekolah bisa dibilang cocok digunakan sebagai pakaian harian. Bahan yang dipilih biasanya dari satin atau sutera, meski yang lelaki sudah jarang memilih bahan ini karena tidak bisa dipakai shalat.
Kalau teman pembaca, gimana pakaian adatnya?
Posting Komentar